Senin, 02 Juni 2014


 Candi Gedong Songo adalah nama sebuah komplek bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di desa Candi,Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Letak Candi sendiri berada di koordinat 110°20’27” BT dan 07°14’3” LS di desa Darum, Kelurahan Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi.
Candi ini diketemukan oleh Raffles pada tahun 1804 dan merupakan peninggalan budaya Hindu dari zaman Wangsa Syailendraabad ke-9 (tahun 927 masehi).
Candi ini memiliki persamaan dengan kompleks Candi Dieng di Wonosobo. Candi ini terletak pada ketinggian sekitar 1.200 m di atas permukaan laut sehingga suhu udara disini cukup dingin (berkisar antara 19-27 °C).
  Lokasi 9 candi yang tersebar di lereng Gunung Ungaran ini memiliki pemandangan alam yang indah. Selain itu, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan pemandian air panas dari mata air yang mengandung belerang, area perkemahan, dan wisata berkuda. Candi ini juga dapat di tempuh dari beberapa kota seperti Semarang, Ambarawa, Ungaran dengan jarak tempuh.
Gedong Songo - Semarang : 45km
Gedong Songo - Ambarawa : 15km
Gedong Songo - Ungaran    :  25km
  Arca-Arca di komplek Candi Gedong Songo yang dibuat pada abad ke 8 Masehi tidak lagi lengkap. Arca-arca yang di jumpai hanya beberapa yang tersisa, seperti Durga (Istri Siwa), Ghanesa (Anak Siwa), Agastya (Seorang Resi) Serta dua pengawal dewa Siwa yaitu Nandiswara dan Mahakala yang bertugas menjaga pintu candi.



.
Pada tahun 1916, Pemerintah Belanda secara resmi mulai melakukan penelitian di komplek candi yang diserahkan tugas pada saat itu adalah oleh Dinas Purbakala Belanda. Pada tahun 1928-1929, dilakukan pemugaran candi Gedong 1. Pada tahun 1930-1932 dilakukan pemugaran pada candi Gedong 2. Pemerintah Indonesia memulai pemugaran pada tahun 1977-1983, yang dipugar pada pada komplek candi gedong 3 , 4 dan 5.  Pada saat itu yang melakukan tugas pemugaran adalah SPSP, pada saat ini namanya berubah menjadi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala. Pada tahun 2009 Pemerintah Indonesia mulai melakukan pemetaan ulang semua komplek candi Gedong Songo.
  Untuk menuju ke Gedong Songo  harus hati-hati dalam berkendara, karena jalan sempit dan berkelok-kelok. Apalagi ketika turun hujan, sebaiknya jalan pelan-pelan. Setelah melewati gapura masuk Gedong Songo, silakan untuk mengunakan gigi rendah karena jalan sangat menanjak dan sempit. Ketika memasuki sekitar desa jalan semakin menanjak, terutama di bagian belokan setelah parkir luar komplek Candi Gedong Songo. Banyak motor dan mobil kewalahan dan terpaksa berhenti di tengah tanjakan karena tidak kuat untuk naik lagi.


  Setelah memasuki parkir, pengunjung akan dibawa ke pintu masuk candi. Untuk pengunjung lokal dikenai biaya Rp. 6.000,- (Hari Biasa) Rp. 7.500,- (Hari Libur) untuk pengunjung asal mancanegara harga tiketnya Rp. 50.000,-. Cukup terjangkau dengan sesuatu yang didapatkan nanti. Pandangan pertama pengunjung akan tertuju pada gapura masuk yang mirip candi, lalu berjalan sebentar akan bertemu dengan tempat tempat pentas dan komplek candi Gedong Songo I . Kebanyakan para pengunjung akan berfoto ria di komplek candi ini. Untuk yang satu ini Petualang wajib antri dan sabar.
Tempat Pentas
  Untuk menuju setiap candi , pengunjung harus ekstra kuat dan semangat. Letaknya kurang lebih  500 meter  dari candi satu ke candi lainnya  Pada saat ini, pengelola candi Gedong Songo membuat jalur baru yang memisahkan antara jalur Hikingers dan jalur kuda. Jalur Hikingers akan di belokkan ke kanan, melewati perbukitan dan warung makan. Beberapa Gazebo di siapkan untuk tempat istirahat para Petualang yang lelah naik ke perbukitan. Jalannya cukup bersih karena (maaf) tidak ada kotoran kuda disana-sini. Untuk jalur kuda berada di sebelah kiri yang letaknya agak berjauhan.


  Bagi para Petualang yang sangat capek dan lelah, bisa menyewa kuda menuju candi-candi tertentu atau semua komplit seluruh candi. Dengan harga berkisar sekitar Rp. 25.000,- hingga Rp. 70.000,- untuk mengintari seluruh komplek candi. Ketika berada di komplek candi kedua, pengunjung akan merasakan perbedaan dengan candi yang kesatu. Letaknya yang berada di ketinggian sangat bagus untuk eksplore sejarah dan berfoto ria. Sama dengan candi yang kesatu, komplek candi kedua juga hanya ada 1 buah candi. Beberapa bekas candi nampak sangat buruk karena keberadaannya tidak nampak lagi. Entah belum jadi, atau ‘diamankan’ untuk tujuan tertentu.

  Setelah puas dengan komplek candi yang kedua, hanya berjarak beberapa meter ke atas. pengunjung akan menemukan komplek candi yang ketiga. Komplek candi yang ketiga ini cukup lengkap berjumlah 3 buah candi yang saling berdekatan. Kalau pengunjung pernah ke Dieng, maka akan di temukan kemiripan dengan komplek candi Arjuna di Dieng. Dengan beberapa candi yang mengerucut ke atas dan satu buah candi berbentuk kotak di depannya. Di komplek candi ketiga ini beberapa patung masih ada seperti patung Durga, Ganesa dan pengawal dewa siwa Nandiswara dan Mahakala yang berada di samping kanan kiri pintu candi.
  Di depan komplek candi ketiga tersebut juga terdapat uap panas yang berasal dari dalam bum. Pengelola Candi Gedong songo telah menyiapkan tempat untuk petualang yang menikmati air hangat dan uap panas yang konon dapat menyembuhkan penyakit kulit. Hanya berjarak sekitar 100 meter ke bawah, dengan jalanan yang mudah dilalui maka petualang bisa menikmati segarnya uap panas yang menyehatkan.
  Namun pengunjung bisa melakukan perjalanan lagi menuju komplek candi keempat yang letaknya agak jauh dari komplek candi ke dua dan ke tiga. Hanya perlu berjalan beberapa menit mengintari bukit, maka pengunjung akan tiba di komplek candi ke empat. Dan candi kelima jaraknya juga tidak jauh dari tempat tersebut. Pada komplek candi yang kelima, beberapa bangunan candi nampak rusak karena sesuatu sehingga hanya sebuah candi kecil saja yang tersisa.
  Setelah lelah berpetualang, pasti merasakan lapar dan haus. Tak masalah, di sekitar Gedong Songo atau Bandungan banyak tersedia kuliner khas Ungaran. Petualang bisa menikmati sate kelinci yang sedap dengan merogoh dompet sebesar Rp. 15.000,-. atau minum wedang (minuman)  ronde yang hangat. pengunjung juga bisa bisa menikmati Tahu Serasi khas Ungaran disajikan bersama dengan hangatnya sari kedelai yang manis. Jangan lupa membeli gula kacang yang tersedia di toko-toko terdekat. Bisa juga membeli aneka sayur dan buah segar di pasar tradisional Bandungan, lalu berbelanja beragam tamanan hias dan bunga-bunga langka yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar